Pages

Monday 16 July 2012

Living with Ligyrophobia - Ending

Ligyrophobia / Phonophobia 

a fear of loud sounds. It can also mean a fear of voices, or a fear of one's own voice.For example, listening to a CD that starts with a minute of silence and then suddenly goes into loud rock example would be extremely startling for most people, assuming they had no prior knowledge of the content of the CD. Being startled is in itself a normal reaction, but the key difference is that people with ligyrophobia actively fear such an occurrence. (wikipedia)

Living with Ligyrophobia - Chronology

halo bloggah :D
kepikiran buat nulis post ini karna smpet nge-google dan banyak banget orang yang mengalami hal serupa dan rata-rata masih bertanya-tanya. sekedar berbagi pengalaman sendiri. semoga berguna :)


fakta




kegagalan hanya sementara bagi mereka yang terus berusaha   



 


Monday 9 July 2012

Summit

beberapa hari setelah SNMPTN, tujuan utamaku : Gramedia.

Ya, terinspirasi dari blog salah satu kakak kelas yang sudah lebih dahulu mengawali sukses di salah satu jurusan impiannya - kebetulan sama denganku - akhirnya mendorong aku sendiri untuk mengikuti jejaknya hahahaha.

Akhirnya, "Sepatu Dahlan" dan "Ranah Tiga Warna" berhasil ada di tanganku. Semua buku ini trilogi dari masing-masing pengarangnya, nah seharusnya aku beli "Negeri 5 Warna" dulu baru buku kedua, apa daya kocek nggak ada buat beli buku hard cover yang pertama. Keep calm and Yaudah

Dari kedua buku itu, ada makna yang aku pelajari dan mereka diulas sedemikian rupa untuk menjelaskan arti kehilangan dan keberhasilan. Ya, kedua hal itu yang mungkin aku rasakan sekarang. Bahwa dari kehilangan kita belajar untuk menerima kenyataan yang sudah kita perjuangkan sedemikian rupa. Karena sesungguhnya, dari hal yang tidak bisa kita miliki, kita belajar tentang keiklhasan. Karena sesungguhnya, dari impian yang tak terwujud kita belajar tentang kesabaran. Kali ini, aku belajar keduanya....

Beberapa hari menjelang pengumuman, rasanya otak terus diyakinkan untuk belajar menerima dan iklhas. Aku sendiri sudah membayangkan, harus apa nantinya jika hasil yang kulihat tak sesuai dengan harapan orang tua. Ya, karena bersiap yang terburuk selalu menjadi andalanku daripada terhenyak dengan kebahagiaan.


 



Alhamdulillahirabbilalamin. Tak ada siapapun yang kukenal dihadapanku. Handphone yang kugenggam erat jadi pelampiasan rasa senang dan terharu. Setelah berpikir sejenak, aku menjauh dari keramaian dan menelfon mama. Namun, di ujung sana, yang kudengar hanya isak tangis kebahagiaan, di otakku hanya satu. Permintaan maaf.

Dan disini aku duduk dihadapan layar laptop, berusaha untuk menuliskan kebahagiaan layaknya kakak kelas yang ku panuti. Mengucap syukur dan terkadang berpikir bagaimana cara membalas rentetan kebahagiaan ini untuk Allah. Ya, Allah telah memantaskan usahaku dengan karunia dan keputusan terbaik-Nya.

Kini, impianku disusun kembali, tujuanku diukir kembali. Di almamater baru, perjuangan ini dimulai.


Tuhan menaruhmu di tempatmu bukan karena kebetulan..
karena orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan dan kenyamanan.
Tetapi, mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan, dan air mata.



cerita canda ceriwis